Sejarah
pertumbuhan komunitas muslim di Inggris hampir serupa apa yang dialami di
Prancis, yaitu melalui proses imigrasi. Imigrasi muslim ke Inggris mulai
berlangsung pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 melalui pendaratan para
pelaut yang direkrut oleh East India Company
(Perusahaan India Timur) dari Yaman, dan Gujarrat.
Setelah dibukanya terusan Suez pada tahun 1869 dan sejalan
dengan meluasnya ekspansi kolonial Inggris, para pendatang muslim itu semakin
lama semakin banyak dan mulai
membentuk pemukiman baru di kota-kota pelabuhan seperti Cardiff Shout Shields (Dekat Newcastle), London,
dan Liverpool. Komunitas muslim di negara itu memiliki akar budaya yang berbeda
satu sama lain. M. Ali Kettani, dalam bukunya "Minoritas Muslim di Dunia
Dewasa Ini" mengatakan imigran pertama ke Inggris adalah orang Yaman dari
Aden. Mereka menghimpun diri di Cardif dan di situ
membangun salah satu masjid pertama di negeri itu pada tahun 1870. Sebelum
pergantian abad, datang kelompok muslim lain dari India
dan menetap di dekat London, di sana mereka membangun masjid Shah Jehan di
Woking. Sekitar abad ke-19, sejumlah pengusaha muslim juga telah berniaga ke kerajaan Inggris. Salah
satunya adalah perusahaan terkenal "Mohamed’s Baths” yang didirikan oleh
Sake Deen Muhamed (1750-1851).
Di
samping itu, pada tahun 1930-an, gagasan rencana pembangunan masjid pusat di
London juga muncul sebagai respons atas pembangunan masjid di Paris pada tahun
1926 yang juga mendapat perhatian
dara Raja Goerge IV pada tahun 1944. Namun, berbagai
kendala seperti terjadinya Perang Dunia II dan masalah yang dihadapi pemerintah
lnggris akibat kemerdekaan India dan Pakistan, menyebabkan pembangunan masjid
tertunda hingga tahun 1970-an. Baru pada tahun 1977, Masjid Pusat London dengan
Islamic Cultural Center (Pusat Kebudayaan Islam)-nya akhirnya diresmikan dan dewasa ini menjadi terkenal.
Pertambahan jumlah masjid dalam perkembangan-perkembangan
selanjutnya di Inggris sesungguhnya mencerminkan peningkatan jumlah komunitas
muslim di Inggris. Peningkatan itu berhubungan erat dengan tahapan sejarah
imigrasi kaum muslim secara besar-besaran dari berbagai negeri muslim ke
Inggris tahun 1950-an, dan sebagai akibat penyatuan kembali keluarga imigran
yang diterapkan awal tahun 1960-an,
terutama dari India, Pakistan, dan Bangladesh. Selain itu, sehubungan dengan
terbitnya "Commonwealth Immigration Act" (Undang-undang Imigrasi
Persemakmuran), tahun 1962, yang semakin memberikan kemudahan untuk menjadi
warga negara Inggris bagi warga negara bekas jajahan Inggris, juga turut mendorong
laju migrasi ini.
Pola
distribusi pemukiman muslim tidak merata, baik secara geografis maupun etnis.
Kendati demikian, ada konsentrasi tertentu, misalnya penduduk muslim India di
West Midlands, Arab dan Iran di Cardif Liverpool, dan Birmingham.
Turki-Cyiprus di wilayah Timur London, serta Pakistan dan Bangladesh di
Bradford. Begitu signifikannya komunitas muslim Pakistan dan Bangladesh itu di
Bradford, sampai orang menyebutnya kota ini sebagai Islamabad-nya Inggris. Dari
perspektif mazhab, muslim di Inggris mayoritas bermazhab
Hanafi, sisanya Syaf i, Ja'fari atau Ismaili.[1]
B.Perkembangan Islam di
Inggris dalam segi sosial Budaya
Di
Inggris agama Islam berkembang dengan pesat. Hal ini didukung dengan
kepeloporannya dalam pemindahan Universitas Islam Toledo di Spanyol ke Inggris.
Sejak itu Inggris mernpunyai Universitas Cambridge dan Oxford. satu tokoh yang
amat berjasa dan aktif dalam penyebaran ilmu pengetahuan agama Islam, Ia
mengganti namanya menjadi Pekus Al Ponsi, dan beliau menjadi dokter istana Raja
Henry I. Pengembangan Islam dilakukan tiap hari libur, seperti hari Sabtu dan
Ahad, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. hasil
penelitian bahwa, di Inggris saat ini terdapat 14.200 mualaf berkulit putih,
yang datang dari kalangan bangsawan, pejabat sampai celeberitis. Mereka
berbondong-bondong bersyahadat (memeluk Islam) oleh karena merasa gersangnya
nilai-nilai kehidupan di Barat. Perkembangan Islam di negeri ini sangat pesat
dirasakan sebelum terjadinya Tragedi 11 September. Dari segi kuantitas bisa
dilihat dari perkembangan yang disebut tadi.
Demikian juga dari segi kualitas, kaum Muslim di sana tidak banyak mendapatkan
kesulitan yang berarti tatkala berusaha mengimplementasikan keberagamaannya.
Hal ini didukung oleh kebijakan pemerintah Inggris yang secara tegas
membebaskan seluruh warganya untuk memeluk dan menjalankan ajaran-ajaran
agamanya. Artinya, setiap warga negara Inggris tidak dibatasi dan dilarang untuk
memeluk suatu agama apa pun.
Berkembangnya
Islam di kampus-kampus di Inggris, Sehingga banyak kegiatan yang dilakukan yang
sifatnya dalam bentuk mimbar bebas, bahkan mereka juga aktif
mengikuti kegiatan nasional. kegiatan sosial
budaya Islam di kampus-kampus juga ada hubungannya dengan kompetisi diantara
mahasiswa untuk menempati posisi penting di student union atau senat mahasiswa.
Kemungkinan lain lagi, banyak mahasiswa dari negeri muslim, Malaysia, Libya,
Iran, Turki, Saudi, Palestina, dan negara lainnya yang kuliah di Inggris.
Disamping organisasi-organisasi keagamaan
muslim dan organisasi Islam yang tumbuh di kampus, juga ada beberapa
organisasi-organisasi Islam lain yang banyak berperan mensosialisasikan Islam
melalui gerakan dakwah dan kampanye budaya yang menarik bagi rakyat Inggris
tentang Islam, sehingga banyak penduduk pribumi Ingggris yang tertarik mameluk
Islam, di antaranya yaitu:
1. The Islamic council of Europe (Majlis
Islam Eropa) berfungsi sebagai pengawas Kebudayaan Eropa.
2. The Union of Moslem Organization ( Persatuan Organisasi Islam Inggris)
3. The Asociation of British Moslems (Perhimpunan Muslim Inggris)
4. Islamic Fondation dan Moslem Institute.
2. The Union of Moslem Organization ( Persatuan Organisasi Islam Inggris)
3. The Asociation of British Moslems (Perhimpunan Muslim Inggris)
4. Islamic Fondation dan Moslem Institute.
Perkembangan
Islam di Inggris cukup mendapat
apresiasi dalam hal
kehidupan sosial budaya di Inggris yang mayoritas non muslim tidak terlepas oleh
karakteristik ajaran Islam yang sangat toleran, inklusif, dan sangat menghargai
hak-hak kemanusiaan. Maka wajar jika pangeran charles, putra mahkota Inggris mengungkapkan apresiasinya bahwa
prinsip-prinsip yang dianut dalam Islam akan mampu menyelamatkan dunia.[2]
C. Posisi
umat Islam Inggris dalam Konteks Kebijakan politik Global
Pasca
Tragedi 11 September 2001, yang ternyata memberikan dampak yang sangat hebat
bagi Muslim di Inggris. Bukan lagi seputar isu, namun lebih dari itu, tindakan
rasial yang selama ini hanya sedikit jumlahnya menimpa kaum muslimin di sana,
setelah tragedi tersebut dari sisi kuantitas semakin sering dialami oleh kaum
muslim di berbagai sektor kehidupan. Sikap
rasis dilihat di tempat-tempat pusat kebudayaan lslam. Sering terjadi, sebagian
dari kaum muslim yang bepergian mengalami tindakan serupa,
di bandar udara atau stasiun kereta api internasional. Untuk meredam
kemungkinan dampak negatif yang dialami komunitas muslim, sehari setelah
serangan itu, Perdana Menteri Tony Blair menyatakan, "Tindakan yang
tercela (pengeboman WTC) itu sangat kontras dengan nilai-nilai Islam.
kebijakan
yang diambil oleh PM Tony Blair terkait dengan kebijakan dalam dan luar negerinya
bertentangan satu dengan lainnya. Namun, jika diamati
lebih lanjut, ternyata apa yang diambil justru saling menguatkan. Memang, jika
diamati dari kebijakan luar negerinya, Inggris
cenderung memusuhi Islam. Kondisi ini tampak pada bagaimana keseriusan
Inggris bersama AS menggempur Afganistan dan Irak yang
menyiratkan secara tegas kebenciannya pada Islam. Belum lagi jika dilihat
dari akar sejarah, Inggrislah yang menghancurkan Daulah' Khilafah
Islamiyah di Istambul Turki.
Dari
sini dapat dipahami mengapa dalam kerangka politik luar negerinya, lnggris begitu
benci terhadap negeri-negeri Islam. Namun, kebijakan sebaliknya, yaitu
melindungi warga muslim, diambil dalam kebijakan politik dalam negeri Inggris.
Bukan hanya warga muslim yang sudah sejak lama menjadi warga negaranya, namun
tokoh-tokoh muslim pelarian dari berbagai negeri muslim pun dapat dengan mudah
mendapatkan suaka untuk selanjutnya melanjutkan aktivitasnya seperti yang
dilakukan di negeri asalnya. Artinya, seluruh kaum Muslim, selama dia masih menjadi
warga negara Inggris, akan senantiasa dibela dan dilindungi, baik tatkala dia
berada di dalam wilayah Inggris maupun bukan.
institusi
Inggris mengatur dan melindungi kebebasan setiap individu untuk berekspresi dan
mengeluarkan pendapatnya. Pemerintah Inggris ingin tetap mencitrakan diri
sebagai negara demokrasi
yang senantiasa menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi dan HAM. Oleh
karena itu, setiap warga negara dijamin kebebasannya mengeluarkan pendapatnya
walau berseberangan dengan pemerintah atau bahkan cenderung menghina. Sebagai
contoh apa yang terjadi dalam demonstrasi menentang kebijakan Blair menggempur
Irak. Para demonstran menggambarkan Blair sebagai kaki tangan Bush dengan
replikasi Bush sebagai tuan sedangkan Blair sebagai anak buah,
Penghinaan ini tidak dituntut sama sekali oleh pemerintah. Kondisi ini
menunjukkan betapa kebebasan mengeluarkan pendapat sangat dijunjung tinggi.[3]
D. Tantangan
dan Peluang dalam Mengembagkan Islam di Inggris
Sebagaimana
dikemukakan, bahwa pertumbuhan muslim di Inggris terus berlangsung disebabkan
oleh datangnya kaum imigran dan konversi agama di kalangan penduduk pribumi
yang banyak memeluk Islam dalam setiap tahunnya. Namun, perkembangan Islam yang
meningkat cukup drastis itu koran dan majalah Inggris mulai menggerakkan isu
menentang kaum muslimin. Majalah Time out terbitan London dalam nomor
terbarunya mencetak covernya dengan bahasa Arab dengan nada tanya Apakah masa
depan London di tangan lslam? Isinya sendiri menunjukkan ketidaksetujuannya
dengan pertambahan jumlah penduduk muslim di negara ini. Ia meminta kepada non
muslim agar melakukan aktivitas yang dapat menghambat lajunya pertambahan
penduduk muslim ini. Pasca tragedi WTC, terjadi pula perubahan sikap pemerintah
terhadap komunitas Muslim. Pada tanggal 17
Februari 2010, surat kabar The Guardian melaporkan bahwa pemerintah Inggris
sedang mempertimbangkan rencana yang akan mengakibatkan ribuan lagi kaum Muslim
bisa dianggap sebagai kaum ekstrimis.
Tantangan
yang sifatnya dari dalam Islam, yang kadang menghambat sehatnya gerakan dakwah
Islam di Inggris adalah kaum imigran muslim masih sangat menonjolkan perbedaan
kebiasaan dan sikap hidup yang terbawa dari negeri asalnya. Di samping itu
juga, belum menyatunya potensi umat Islam dari trend pengkotak-kotakan dalam
aliran dan paham keagamaan yang ada di
Inggris. Namun, dibalik
tantangan tersebut di atas, peluang ber-Islam dan mengembagkan Islam di Inggris
pada perinsipnya terjaga. Paling tidak, jika dianalisis lebih jauh ada lima hak
fundamental yang dijamin, yaitu, hak untuk menjalankan ajaran islam, hak untuk
belajar, hak untuk mendirikan organisasi,
dan hak untuk naik banding hukum.[4]
E. Bukti Kejayaan Islam Di Inggris
a.Pengenalan Dunia islam di London (Inggris)
Proses kebangkitan islam tidak bisa terelakkan, berbagai kejutan
kejutan sudah dibuat. Misalnya pernah diselenggarakan “world of islam festival”
di London (inggris)
dari bulan april hingga akhir juni 1976. Panitia itu berhasil mengumpulkan barang-barang kebudayaan islam
dan kira-kira 30 negeri islam yang berasal dari 250 museum, perpustakan dan
koleksi pribadi. Di tampilkan pula kekayaan literatur dan arsitektur dunia
islam dari abad ke abad.
Penggagas dari pengenalan budaya-budaya islam ini adalah
“world of islam festival trust”, suatu badan pecinta
kebudayaan, diketahui seorang diplomat dan pakar bahasa arab, sir Harold
beeley. dari
delapan anggota, dua orang muslim: yahaya at-tajir, duta besar uni emirat arab
London dan sheikh shukri.
Latar belakang diselenggarakan pengenalan islam di
inggris terbagi ke dalam beberapa faktor
diantaranya:
1. Dari
25 juta umat islam yang bertebaran di eropa barat dan timur, satu juta berada
di inggris.
2. Sebagian
besar Islamic center dan organisasi-organisasi islam yang bertebaran di eropa
barat berpusat di kota London (inggris) yang bernama “Islamic council of
Europe”
3. Yang
pertama kali memperkenalkan Al-Qur’an ke eropa adalah seorang sarjana inggris,
Robert ketton, dengan menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa latin pada abad
12.
4. Kamus
arab-inggris pertama disusun oleh seorang sarjana inggris, E.W. Lans dan kamus
turki-inggris oleh sir james redhouse.[5]
b. Jumlah
Penduduk dan Masjid di Inggris
Pada tahun 1951, penduduk muslim di
negara itu diperkirakan baru mencapai 23.000 jiwa. Sepuluh tahun belakangan,
populasi penduduk muslim di Inggris menjadi 82.000, dan pada tahun 1971
sudah mencapai 369.000 jiwa. Dan saat ini, jumlah penduduk muslim
di Inggris sekitar 2 juta jiwa. Pendapat lain, dikemukakan oleh M. Ali Kettani
bahwa pada tahun 1971, ada sekitar setengah juta muslirn di Inggris, atau 1,8 %
dari jumlah penduduk. Angka ini pada tahun 1982 naik menjadi 1.250.000 muslim
(2,2 % dari penduduk). Pemukiman kaum muslim di Inggris umumnya terkonsentrasi
di kota besar. Di London, penduduk muslim merupakan komunitas kosmopolitan yang
terdiri dari macam-macam latar belakang kebudayaan. Hampir separuh dari jumlah
keseluruhan kaum muslim di Inggris tinggal di London dan wilayah sekitarnya.
Sekitar dua pertiga sisanya bermukim di West Midlands, Yorkshire, Glasgow, dan
wilayah-wilayah di sekitar Manchester.
Di Inggris pada akhir 1960, hanya tercatat sembilan
masjid sebagai tempat ibadah. Dan hanya bertambah empat masjid lagi selama lima
tahun berikutnya, tetapi pada 1966, terdapat loncatan sehingga jumlah masjid
terus bertamabah delapan buah tiap tahunnya.
Secara kuantitatif, jumlah masjid di wilayah Inggris diidentifikasi oleh M. Ali
Kettani, bahwa ada sekitar 100 masjid di daerah London Raya, 50 di Lancashire,
40 di Yorkshire, dan 30 di Midlands, ada 3 masjid di Skotlandia, dan 2 di
Wales, serta 1 buah di Belfast. Sumber lain, mengemukakan bahwa berdasarkan
catatan dr Registeral-General, sebuah departemen pemerintahan di England dan
Wales mencatat jumlah masjid bertambah di Inggris dari tahun 1963 hanya
berjumlah 13 buah, menjadi 49 pada tahun 1970, 99
pada-tahun 1975, 193 pada tahun 1980, 314 pada tahun 1985, dan 452 pada tahun
1990. Tentunya, saat ini terus mengalami peningkatan jumlah seiring semakin
berkembangnya Islam di Inggris pada saat ini. [6]
c. Organisasi,
Kelompok dan Aliran
Di
Inggris, Alawiyah yang menjadi organisasinya orang-orang Yaman. Sementara
orang-orang muslim yang berasal dari asia selatan banyak bergabung dengan
aliran tarekat Naqshabandiyah dan Qadariah. Selain organisasi-organisasi
tersebut, ada lagi gerakan lain yaitu Doebandi
dan Barelwi. Kedua gerakan ini masih beraliran sufi, dan berkaitan erat
dengan pusatnya di asia selatan. Dalam konteks islam yang “mendunia
(internasional)”, terdapat organisasi jamaat al-islam, yaitu organisasi yang
didirikan dan dipimpin oleh Al-A’la
Al-Maududi sampai meniggalnya pada 1980. Organisasi ini menerbitkan The
Muslim Educational Tust yang didirikan denagn tujuan untuk mendorong pengajaran
islam bagi anak-anak muslim di sekolah-sekolah negara, kemudian UK Islamic
Mission yang beroperasi dalam pengajaran Al-Qur’an bagi anak-anak muslim.
Pada
tahap selanjutnya, terdapat The Muslim Brotherhood yang menjadi tempat
berkumpulnya para pendiri utama lahirnya The Federation of Student Islamic
Societis (FOSIS) yang menjadi kelompok dari organisasi-organisasi kesejahteraan
mahasiswa yang berbasis di London. Akhirnya pada 1970, didirikan organisasi
pelindung yang di sebut The Union of
Muslim Organization. Namun, Muslim inggris terlalu beragam untuk di persatukan
sehingga persatuan ini hanya berhasil menyatukan dalam menangani isu-isu
praktis yang terdapat di permukaan.[7]
d. Perusahaan Asuransi Islam Pertama di Inggris
Di tengah penerimaan putra-putri minoritas muslim di negara-negara Barat, di bukalah
perusahaan asuransi Islam pertama di Inggris pada Bulan April lalu. Perusahaan
yang kegiatannya sesuai dengan syariat Islam.
Langkah ini diumukan setelah Kementerian Keuangan Inggris bertekad
untuk membuka kegiatan keuangan yang berbasiskan pada system Islam, dengan
target bertumbuhnya investasi dan kemajuan ekonomi di Inggris. Sekaligus
keinginannya agar Inggris menjadi Negara Eropa pertama yang membuka aktifitas
keuangan berupa asuransi yang di motori oleh perusahaan-perusahan keuangan
besar, dengan praktek yang sesuai dengan Syariat Islam, yang mengharamkan riba
(fawaid bankiyah).
Sebelumnya di Inggris telah didirikan bank-bank dan
perusahaan-perusahaan yang dalam praktek aktivitasnya sesuai dengan syariat
Islam, guna mewujudkan stabilitas ekonomi. Padahal di waktu yang bersamaan,
Inggris masih belum menerima dipraktekkannya sebagian syariat Islam berkaitan
dengan urusan (kehidupan) personal, seperti nikah dan cerai cara Islam.
Di Inggris sendiri terjadi perdebatan yang serius pada bulan Pebruari lalu, setelah Dr. Rown Williams, seorang Uskup Besar Gereja Inggris melontarkan gagasannya berupa dibolehkannya sebagian kegiatan yang mengakomodir syariat Islam di Inggris, terutama di aspek “ahwal syakhshiyah” urusan pribadi, seperti nikah dan cerai. Ia menegaskan bahwa urusan seperti ini merupakan usaha yang tidak bisa dihindarkan lagi.
Di Inggris sendiri terjadi perdebatan yang serius pada bulan Pebruari lalu, setelah Dr. Rown Williams, seorang Uskup Besar Gereja Inggris melontarkan gagasannya berupa dibolehkannya sebagian kegiatan yang mengakomodir syariat Islam di Inggris, terutama di aspek “ahwal syakhshiyah” urusan pribadi, seperti nikah dan cerai. Ia menegaskan bahwa urusan seperti ini merupakan usaha yang tidak bisa dihindarkan lagi.
Lontaran ini langusng mendapat pertentangan dari pemerintah Inggris,
dengan menyatakan bahwa gagasan uskup itu hanya ide pribadi, bukan ide dari
institusi Keuskupan Gereja.
Pada waktu yang
sama, gagasan uskup di atas mendapat dukungan dan sambutan dari lembaga-lembaga
dan pemimpin-pemimpin Islam.
Praktek ekonomi
dan keuangan di Inggris yang sesuai dengan syariat Islam tidak hanya asuransi
Islam. Jauh-jauh sebelumnya, telah didirikan bank-bank Islam dan bentuk-bentuk
transaksi-transaksi keuangan berbasiskan syariat Islam.
Semenjak
didirikan, praktek bidang keuangan Islam telah membuktikan keberhasilannya
dalam menjalankan usahanya, dan berhasil menyedot nasabah dan investor di
seluruh dunia.[8]
e. Kisah
Seorang Wanita Muslim Berkebangsaan
Inggris
Sara
(Christine) Murray, ia berumur 37 tahun dan besar di Ayr, Skotlandia.ayahnya
seoarng insinyur. Ia punya empat saudara lelaki dan perempuan. Ibunya dulu adalah
seorang anggota gereja Skotlandia. Mereka menghadiri gereja dan sekolah minggu
setiap minggu. Ia mempercayai kristen hingga ia remaja, lalu ia berhenti pergi
ke gereja. Karena seperti kebanyakan remaja, ia lebih tertarik pada kehidupan
sosial. Ia melakukan apa saja yang umumnya dilakukan oleh remaja putri, tetapi
ia belajar keras. Tahun 1974 ia di tawari empat Universitas, termasuk andrew’s
university untuk belajar kimia. Ia pergi ke london dulu untuk liburan musim
panas sambil bekerja menjadi pelayan rumah tangga. Di sana untuk pertama
kalinya ia mengenal islam dan beberapa bulan kemudian ia pun memeluk agama
islam serta mengganti namanya menjadi Sara.
Dulu ia
senang dengan kebebasannya . Akan tetapi, ada sesuatu yang hilang dalam
hidupnya. Suatu hari ia menemukan sebuah brosur yang memuat ayat-ayat yang di
terjemahkan dari Al-Qur’an. Ayat-ayat itu menerangkan bahwa orang-orang yang
menjalani hidup shaleh akan mewarisi surga. Tiba-tiba ia berfikir: “TUHAN-NYA
benar.” Ia memiliki keyakinan ini. Ia harus menjadi seorang muslim. Suatu hari
ia pergi ke Hydre Park dan mendengar seorang muslim berbicara tetang islam.
Ketika ia usai bicara, Sara memintanya untuk membantunya menjadi seorang
muslim. Ia mandi terlebih dahulu agar tubuhnya bersih di hadapan TUHAN . Ia
malu betapa tidak sopannya pakaian yang ia gunakan waktu itu.
Ia
mengerti bahwa ia telah mengambil suatu langkah besar. Dua hari kemudian ia
menggunakan jilbab. Ia merasa peka ketika menggunakan pakaian itu, seolah-olah
setiap orang menganggapnya tidak normal. Namun, ia menyukai perlindungan yang
di berikan hijab kepadanya dan pesan yang di ingatnya bahwa ia tidak di
peruntukkan bagi setiap lelaki.
Pada
suatu hari jum’at, beberapa temannya meminta untuk bertemu dengan seorang kawan
mereka yang asalnya dari Mesir, Mohammed. Dan mereka berdua merasa sangat
cocok. Hari senin berikutnya mereka menikah. Kedua orang tuanya tidak datang, karena
mereka tidak menyetujui hubungan mereka. Akan tetapi, lama kelamaan orang
tuanya menerima mereka dan membawa anak-anaknya
liburan setiap musim panas.Yang anehnya lagi, ketika seseorang
mengecamnya atau agamanya, ibunya segera untuk membela Sara. mereka memiliki
seorang putri, Sara dan Mohammed sangat menyayanginya. Ia memperoleh gelar
sarjananya berkat dukungan dari suaminya. Sekarang mereka memiliki lima orang
anak, dan mereka tinggal di Hampstead, kemudian suaminya bekerja sebagai
ekonom.Ia seoarang wanita muslim, tetapi ia juga seorang berkebangsaan Inggris
dan ia bangga akan kedua hal itu.[9]
KESIMPULAN
Awal masuknya islam ke Inggris berawal dari imigran dari Yaman, Gujarrat, dan negara timur tengah lainnya. Setelah dibukanya terusan Suez pada
tahun 1869 dan sejalan dengan meluasnya ekspansi kolonial Inggris, para
pendatang muslim itu semakin lama semakin banyak dan mulai
membentuk pemukiman baru di kota-kota pelabuhan seperti Cardiff Shout Shields
(Dekat Newcastle), London, dan Liverpool. Lama kelamaan umat muslim yang berada di inggris membuat
masjid untuk beribadah mereka, walaupun hanya beberapa masjid yang baru di
bangun. Umat muslim yang berada di inggris juga banyak melakukan kegiatan
sosial dan partisipasinya di dalam universitas yang ada di inggris.
Organisasi-organisasi
islam juga mereka ciptakan di negri inggris, diantaranya organisasi jamaat al-islam, The Muslim Brotherhood, The
Union of Muslim Organization, The Federation of Student Islamic Societis
(FOSIS) dan masih banyak lagi.
Dengan bertambahnya umat islam di inggris yang mencapai
dua juta jiwa, orang-orang muslim yang berada di sana terus berusaha untuk
membangun masjid lebih banyak lagi. pada tahun 1960, hanya tercatat sembilan
masjid sebagai tempat ibadah. Dan hanya bertambah empat masjid lagi selama lima
tahun berikutnya, tetapi pada 1966, terdapat loncatan sehingga jumlah masjid terus
bertamabah delapan buah tiap tahunnya.
Setelah
mereka mengenal dengan proses birokrasi dari pemerintahan lokal, masjid baru
bertambah terus sehingga tercatat penambahan sekita 20 sampai 30 masjid tiap
tahunnya. Pada akhir 1985, terdapat 329 masjid yang tercatat, dan di perkirakan
banyak masjid yang didirikan tetapi tidak sempat tercatat.
TOKO CAMERA CENTER
ReplyDeleteALAMAT TOKO:MALL RATU PLAZA L1.NO 1 BJL.JEND SUDIRMAN JAKARTA SELATAN
Cara Order Invite Pin BB:2AD96D7F HP:085229488511
format nama... alamat... no ktp... kode pos.... tipe barang... no hp/tlp....
www.cameracenter2015.blogspot.com
Nikon D3100 - Lensa Kit 18-55mm - 14.2 MP - Hitam Rp 1.750.000
Nikon D800 Body - 36.3 MP - Hitam + Memori SDHC 8 GB Rp 9.800.000
Nikon D7000 Lensa Kit 18-105mm - 16.2 MP - Hitam Rp 4.800.000
Nikon D3200 - Lensa Kit 18-55mm - 24.2 MP - Hitam + Memori SDHC 8 GB Rp 2.100.000
Nikon D600 Lensa Kit 24-85mm – 24.3 MP – Hitam + Memori SDHC 8 GB Rp 12.000.000
Canon EOS 7D Lensa Kit 18-135mm – 18 MP – Hitam + CF 4 GB Rp4.150.000
Canon EOS 1100DC Kit 18-55 Black + Bonus SDHC 8 GB + Tripod Excell Promos Rp.1.750.000
Canon EOS 600D - Lensa Kit 18 - 55 mm - 18 MP + Memori SDHC Sandisk 8 GB class 4 Rp.2.550.000
Canon EOS 650D - Lensa Kit 18 - 55 mm IS - 18 MP Rp.3.100.000
Sony Alpha SLT-A65VK - 24.3 MP - Hitam Rp 4.OOO.000
Sony SLT-A99V DSLR - 24.3 MP - Hitam Rp.10.800.000
Sony Alpha SLT-A37M - 16.1 MP - Hitam Rp.3.200.000
Sony Alpha SLT-A77VQ - 24.3 MP - Hitam Rp.7.200.000
saya memberikan penawaran khusus kepada para pembeli baru dan pelanggan kami.
Berikut adalah daftar harga KAMERA, untuk penawaran khusus dari kami dalam program penjualan Online
berupa beberapa type barang kamera .
Berikut daftar harga kamera yang saya tawarkan :
KAMI Melayani Pengiriman Ke seluruh indonesia melalui TIKI/JNE